Krisis air irigasi yang serius mengancam para petani di Desa Kerongkong dan sekitarnya, dengan limbah tambang pasir yang mencemari pasokan air mereka.
Keluhan ini dinyatakan dengan tegas oleh Wawan Satriatman, Ketua Kelompok Tani Salak Pondoh Desa Kerongkong, yang merasa putus asa dengan keadaan air irigasi yang semakin kotor.25/9/2023
Wawan Satriatman memperlihatkan keadaan air yang sangat tercemar dan mengungkapkan ketidakpuasannya, “Kondisi air ini sudah sangat tidak layak untuk mengairi sawah kita. Bahkan, untuk mencuci kaki saja, air ini tak pantas digunakan.” Keluhan serupa juga dilontarkan oleh petani lainnya yang merasa dampak dari situasi ini.
Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Daerah Irigasi 1, Kokok Belimbing, Habi Hatami, membenarkan keluhan petani. Habi Hatami menjelaskan bahwa sumber air yang mengalir ke Desa Kerongkong berasal dari hulu yang terletak di Desa Gapuk, Kecamatan Suralaga.
Penyelidikan yang dilakukan oleh Habi Hatami mengungkapkan bahwa pencemaran air irigasi ini disebabkan oleh aktivitas penambangan pasir di tanah Pecatu yang dimiliki oleh Desa Gapuk.
Habi Hatami dengan tegas menyatakan, “Seharusnya, sebelum air hasil penambangan pasir dibuang ke sungai, air tersebut harus melewati setidaknya tiga kolam pembersihan agar dapat digunakan untuk irigasi dalam keadaan bersih.”
Dampak dari limbah tambang pasir ini tidak hanya berdampak pada Desa Kerongkong, tetapi juga mengancam lima desa lain yang bergantung pada air yang sama untuk pertanian mereka, dengan total luas area pertanian mencapai sekitar 500 hektar. Selain untuk pertanian, air dari Kokok Belimbing juga digunakan untuk minum ternak dan menjadi sumber air bagi tempat ibadah seperti masjid dan musholla di daerah tersebut.
Masyarakat, termasuk para petani yang sangat terdampak oleh limbah tambang pasir dari Gapuk, bersatu untuk meminta pemerintah segera mengambil tindakan.
Mereka mendesak agar dilakukan penertiban terhadap aktivitas penambangan pasir yang merusak ini, sehingga kondisi pertanian dan kehidupan sehari-hari mereka dapat kembali normal. Pemerintah diharapkan segera bertindak untuk menjaga keberlanjutan sumber air irigasi yang sangat penting bagi kelangsungan hidup mereka.